Persekongkolan kembali para dedengkot rock balada dan rock etnik yang pernah membuat geger bukan hanya public musik Indonesia, namun juga para penguasa di era 90-an itu, tentu bukan tanpa sebab.
Semuanya diawali dari konser Sirkus Barock, (band bentukan Jabo di era 70-an) di Graha Bhakti pada 20 Mei lalu. Kala itu Jabo mencoba membangkitkan lagi jasad Sirkus Barock yang terkubur puluhan tahun lewat pertunjukan yang di beri tajuk "Langit Merah Putih" . Kecuali Totok Tewel, semua personil Sirkus Barock yang tampil malam itu semuanya baru. Di akhir acara, terjadi semacam session yang membuat Setiawan Jody, Iwan Fals serta Naniel turut bergabung di atas panggung dan bermain bersama. Rupanya lecutan hangat ini membuat Jody kembali bergairah untuk menggagas semacam “kangen-kangenan karya”bersama para veteran Kantata lainnya.
Tak cukup sampai di situ, langkah persekutuan ini benar-benar di deklarasikan secara terbuka di kediaman Setiawan Jody pada 10 Juli 2011 lewat sebuah konfrensi pers yang memaklumatkan Kantata Barock hadir di ranah musik Indonesia.
"Kami berharap semangat barock yang asal katanya dari era atau masa Baroque itu bisa menjadi kunci perubahan melodi, rhytm, harmoni, performance dan komposisi. Jadi, jangan terus yang Melayu-Melayu saja," Ujar Jody pada saat konfrensi. “Makna lain dari Kantata Barock berasal dari bahasa Jawa, yakni Barong. Barong dapat dilambangkan sebagai bentuk kebaikan, kejantanan, sekaligus keberanian.” Sambungnya.
Dalam acara yang digelar di Kemanggisan tersebut, sejumlah personil Kantata turut hadir melakukan session, diantaranya Setiawan Djody, Iwan Fals, Sawung Jabo, Doddy Katamsi, Totok Tewel, Edi Daromi, Ikmal Tobing (Drummer The Rock), Once dan Kotak Band. Sayangnya Jockie Suryoprayogo, salah satu motor Kantata Takwa tak hadir disana. Jody mengatakan Jockie sedang sibuk dengan pekerjaannya.
3 November 2011 bulan depan, sebagai pemanasan, Kantata Barock berencana menggelar konser mini yang ajangnya akan digelar di Jakarta Convention Center dengan penanganan promotor Original Production. Selepas itu, pada bulan Maret 2012, Kantata Barock akan menggempur lewat konser yang lebih besar.
Selepas kepergian sang burung Merak WS Rendra, mampukah Kantata Barock mengepakkan sayap-sayap Rajawalinya seperti di era-era 90-an dahulu ? Seperti apakah album baru mereka setelah hampir semua rambut mereka memutih ? Masihkah mereka menyuarakan suara hati para pemberontak ? Ataukah mereka justru akan lebih banyak bicara dengan bahasa keheningan ?
Monggo ditabuh lagi genderangnya pak dhe..., sebab kami akan mengiringi dengan “nyanyian jiwa”
Sumber Photo : Kantata Barock Blogspot.
