“ Kita lihat tadi ada ribuan
pecinta musik yang tumplek di stadion GBK, merekalah sesungguhnya pencinta
musik yang sejati. Fanatisme ribuan orang itu sesungguhnya bisa jadi indikasi
pasar. Jika para industriawan musik Indonesia tahu selera pasar, harusnya mereka paham musik
seperti apa yang harusnya di jual.” Ujar sejumlah kawan musisi dari Komunitas
Padepokan Gerilya yang menyempatkan hadir dalam Konser Linkin
Park, Rabu, 21 September
2011 di Gelora Bung Karno. Hampir semua dari mereka seragam mengharapkan konser
Linkin Park
ini mampu membawa perubahan besar bagi arah trend musik Indonesia yang
makin tidak jelas.
Malam itu, penampilan Band asal
California ini yang digawangi oleh Chester Bennington (vocal), Mike Shinoda
(keyboard, gitar, vocal), Dave Farrell (bass), Brad Nelson (gitar) Joseph Hahn
(turntable, sampling), dan Rob Bourdon (drum) seolah memberi nafas baru bagi
fans-fansnya yang berada di Indonesia.
Tata panggung yang sederhana
namun terkomposisi dengan benar, peralatan musik dan sound system super canggih
yang sengaja di import langsung dari Canada, ditambah dengan tiga big screen
yang masing-masing ditempatkan di sisi kanan, kiri dan tengah panggung, membuat
penampilan panggung Linkin Park di Gelora Bung Karno bisa dikatakan bertaraf dunia.
Hentakan Papercut sebagai lagu
pembuka, sontak membuat 20 ribu orang yang berdumpalan di Gelora Bung Karno
histeris dan berjingkrak-jingkrak, tak sedikit pula fans yang mengalami hysteria
mendalam hingga menyebabkan pingsan karena tak sanggup menahan kegembiraannya.
Dengan penampilan energik nan
prima, sebanyak 19 hits dari empat album dibawakan berurutan hampir tanpa jeda.
Konser Linkin Park yang bertajuk “A Thousand Suns World Tour 2011” yang
dipromotori oleh Bid Daddy ini seolah
menjadi bingkisan manis yang akan terus menguras kerinduan akan kehadiran Band
asal California ini setelah konser pertamanya di Ancol pada 2004 lalu.
BACA LAGI