Keributan tentang musik melayu yang mewabah di blantika musik Indonesia, melalui kehadiran banyak group musik baru, membuat terjadi "perang dingin" di kalangan komunitas musisi, dari detikhot ada beberapa berita yang saya rangkum,
"speechless gua kalau ngomongin itu" kata gitaris Slank, Ridho,
"bukankan esensi musik dan budaya itu nggak ada batasan benar dan nggak, semuanya kan dikembalikan lagi ke selera musik pendengar..tolong ajarin kita bermusik yang benar itu gimana" kata anak2 ST12 dari hasil wwc-nya dengan infotainment. ..
teman2 di komunitasmusik, gimana menanggapinya ?
soalnya saya liat belakangan ini milis musik koq jarang jadi ajang debat yang membuat kita sebagai penikmat dan mungkin pelaku industrinya, jadi lebih pintar, arif dan bijaksana..xixixi. .sok tua ya gua ?
ayo dong...kita diskusi lagi kaya tahun2 lalu...
- ingin rasa nya budaya melayu dimainkan di BANJARMASIN karna budaya melayu hapir hilang karna masuk nya budaya barat………………………….
- saya juga pemusik. saya cuma bisa bilang, musik itu EGOIS… artinya, saya hanya mau denger yg sesuai EGO saya. saya cuma mau main yang sesuai EGO saya.saya menilai musik sesuai EGO saya. tapi ya cuman sebatas itu egoisme bermusik…ga berlanjut sampai menuntut orang lain utk menyukai musik yg sesuai EGO saya.
tapi…sprti yg saya bilang…saya ga malu menilai musik sesuai dengan EGO saya. dan sudut pandang saya yg EGOIS menilai…
MUSIK2 MELAYU YG MUNCUL BELAKANGAN INI ADALAH MUSIK SAMPAH!!!
PESAN2 YG DIBAWA JUGA SAMPAH!!! NADA2-NYA TERDENGAR SEPERTI SAM{AH YANG BERHAMBURAN…
aku muak dengerinnya… ga ada seni di dalamnya… mengekor ga tau malu. MALU!! yah, itu kata yg tepat. aku bahkan malu mendengarnya…masak yg nyanyi ga tau malu sih?? bikin musik mbok ya yg berkualitas knapa sih??
hehehe…kok jadi emosional. ini pandangan saya sendiri yg sekali lagi…EGOIS. jangan disalahin pendapat ini…karena, meski berpendapat begitu, saya ga paksa anda sependapat dengan anda. ga mungkin kita TOLERAN dengan musik tertentu kalo emang kita ga suka. kita ga bisa paksa kuping ini mengakui apa yg hati kita tolak. jadi…santai aja lagi…ngomong aja apa adanya ttg musik melayu yg (saya khususkan pada) pengekor ga tau malu ini.
makasih…
salam EGOIS bermusik.
hihihihi….
- Come on… bermusik itu punya idealisme. “jangan mengkotak-kotakan musik” adalah usul yg konyol. dengan sendirinya musik akan dikotak-kotakkan. jangan sok toleran deh… mengkotak-kotakkan musik itu bukan dosa dan terkesan ga menghargai orang lain. itu normal…. musik itu selera… pasti ada idealismenya sendiri2.
jadi…jangan paksa orang utk membuat penilain sesuai idealismenya sendiri. santaia aja lagi…
ini ga ada bedanya ama selera milih makanan. kalo kita bilang ga suka rendang, semua orang juga ga akan kemudian menyimpulkan rendang itu ga enak bagi semua orang.
jangan malu buat menilai.. musik emang universal, tapi bukan berarti kita harus dengan sungkan2 menghormati semua jenis musik. sekali lagi, bagi saya..musik Indonesia merosot akhir2 ini dengan trend melayunya… itu musik sampah!
- Mr. Hudson �C Straight No Chaser (Retail) – Free download Here –
- dear pembaca blog ini,
saya secara nggak sengaja baca blog ini ketika sedang surfing cari pendapat orang-orang tentang selera musik di Indonesia belakangan ini. Sebenarnya bahan untuk karya rumah saya…hehehe…
menurut saya memang tidak salah jika band melayu sedang naik daun, memang benar musik itu banyak sekali jenisnya. Dan menurut perkembangan zaman, musik menjadi makin sederhana, padahal sejarahnya, musik itu ada untuk memuji dewa2 atau Tuhan, tapi kelamaan, musik yang menurut teorinya Plato n Aristoteles bisa mempengaruhi kejiwaan itu lama-lama berubah, itu namanya sekuler (diluar musik gereja, karena dulu musik awalnya muncul dari gereja) no offense untuk yang bukan Kristiani.
Dan lama-lama musik memiliki kegunaan berbeda-beda, salah satunya untuk menjadi penghibur. Guys, i don’t blame everyone who think music is just an entertainment, menyegarkan kuping mereka. dan juga gabungan antara para pendengar yang menganggap musik sebagai hiburan dan emotional listener, pendengar yang mendengar musik berdasarkan mood mereka. itulah yang membuktikan tiap individu memiliki ‘selera’.
sekarang…ditilik dari sejarah bangsa Indonesia tercinta ini dulu dong… abad 16 di Eropa dan di Indonesianya beda nya apa…?? Eropa sudah mengembangkan musik zaman barok, dan kita dijajah Belanda…trus abad 17? Eropa sudah mengembangkan musik klasik dan kita…? MASIH dijajah Belanda… trus aja sampe kita merdeka (katanya), bangsa sana udah berkembang pesat dan kita masih dengan mental terjajah…pemikiran ga berkembang… Dan sampai sekarang pun, mental bangsa ini hampir keseluruhan masih sama. Masih ga berkembang, itu yang membuat selera para masyarakat juga begitu. Hal ini juga dipengaruhi oleh minimnya pendidikan musik di Indonesia, yang kuliah musik akan tetap dianggap ‘kurang’ dibandingkan yang kuliah kedokteran atau ekonomi dan bla…bla…bla… no offense juga buat mereka, bidang2 itu juga yang membangun dunia, tapi musik juga erat hubungannya dengan alam semesta, dan sepatutnya dipelajari secara benar, informasi tentang musik seringkali ngalor ngidul ga jelas di Indonesia, sangat disayangkan, karena katanya negara berkembang tapi berkembangnya disitu situ saja, gimana mau jadi negara maju? Seharusnya pemerintah juga mendukung kurikulum musik di Indonesia, jadikan para musisi lebih terdidik, sehingga ‘selera’ tidak dijadikan kambing hitam. Hope these will help… hidup musik!
Luar biasa kajian akademik saudara Nesia Ardi tentang musik. Sejujurnya musisi kita hanya tau ngulik gitar, nyanyi menukik-nukik, bernafsu jadi selebritis tanpa tahu sejarah musik, tujuan bermusik dan bahkan tidak tahu musik itu apa sebenarnya. Setidaknya wacana akademis saudara bisa menjadi pelototan dan refleksi sistemik bagi musisi indonesia secara keseluruhan.
Berbisnis musik, bermain musik, bergaul dengan musik yang jika dikerjakan tanpa akar memang hanya omong kosong.
Terima kasih saudara nesia ardi.
- Seharusnya, band-band instan mayor label jaman sekarang ini ikut mencerdaskan bangsa dengan lirik lirik lagu yang kritis terhadap semua permasalahan hidup yang ada. Jangan hanya menyodorkan lirik lirik cengeng dan bodoh yang tidak tahu arah tujuannya.
Sebenarnya, musik melayu pun tidak buruk jika diisi dengan lirik lirik yang bermutu. Yang membuat musik melayu terlihat kampungan itu adalah lirik lagunya.
Pernyataan Ridho Hafiedz bukanlah merupakan pernyataan yang kontroversial. Yang menjadi permasalahan di sini bukanlah jenis musiknya, melainkan kualitas lirik lagunya.
- yup buat semua nya yang gk suka musik melayu..
yo wiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiisssss…mau liriknya yang segerrrrrrrr atau yang alay yang penting emang musik melayu sekarang no 1 intinya kalau ada yang gk suka itu sirik dan sirik itu artinya tanda tak mampu…kalau emang dirimu mampu silahklan tunjukan kuwalitas musikmu yang katanya hebat skil nya mantap mana ko gk ada yang nunjuki9n kayak gitu…
salam hangat dan damai
mashoni st setia……… - Kepada Saudara Elexyoben,
Terima kasih kembali untuk tanggapannya, saya senang bisa berbagi dengan sesama teman teman pecinta musik, dan omong omong….panggilnya saudari dong, jangan saudara…hehehhe…
Love, Nesia Ardi
Dari: “Movegerilya Eyb” Tambahkan Pengirim ke KontakKepada: komunitasmusik@yahoogroups.com
Brutal Tapi Sopan
Topik: [mediacare] Ketika lagu melayu menjajah musik (di) tv kita
Kepada: naratamatv@yahoogro ups.com
Tanggal: Senin, 11 Mei, 2009, 6:54 PM
To: mediacare@yahoogrou ps.com
Sent: Wednesday, May 13, 2009 1:19:12 AM
Subject: Bls: [mediacare] Ketika lagu melayu menjajah musik (di) tv kita