MAYOR LABEL BANGKRUT ?

Ini adalah info besar bagi band-band yang terus saja nekad mengaju-ajukan demo lagunya ke mayor label tanpa mau tahu kondisi dibalik gonjang ganjing pasar musik yang sedang terjadi.

Heran juga melihat semangat membabi buta dari band-band tersebut yang terus saja mati-matian HARUS, WAJIB, GAK TAU GIMANA CARANYA dan POKOKNYA masuk MAYOR LABEL. Padahal tanpa mereka tahu, Industri musik dunia sedang menuju titik kiamat. Indonesia tentu saja tak bisa mengelak dari kondisi ini.

Majalah Rooling Stones Indonesia sudah memprediksi hal ini sejak jauh-jauh hari lewat artikel " Industri Musik Kiamat ? ” dan artikel tersebut akhirnya memang terbukti.  Dari Artikel "Era Baru musik Digital" setidaknya Majalah tersebut mencatat hal-hal sbb :

  • Ratusan toko kaset dan CD di Indonesia telah tutup

  • 240 anggota ASIRI kini hanya tersisa 76 perusahaan dan dari jumlah itu yang masih aktif tinggal 12-15 perusahaan

  • Bukan hanya mayor label, indie label terkemuka macam AKSARA RECORD pun terpaksa gulung tikar .

  • Musik yang paling laku dari sejak tahun 60-an, yakni : DANGDUT,  sejak tahun 2009 tak mampu melahirkan rilisan terbaru lagi


Sementara itu , menurut laporan terbaru Federasi Internasional Industri Phonographic (IFPI), pasar pembajakan global bisa jadi penyebab di balik penurunan pendapatan industri musik global rekaman sebesar 7 persen di tahun 2009.

Majalah The Epoch Times menuliskan demikian :

" Konsumen tidak membeli musik untuk mendukung perusahaan rekaman. Mereka membeli untuk mendukung sang artis yang sebagian besar penghasilan diperolehnya lewat tur dan konser, dan bukan dari penjualan rekaman. "

Kini penjualan yang cukup bisa diandalkan hanyalah RBT.  Lewat sebuah situs pertemanan,  Log Zhlebor si juragan rock itu sempat pusing dengan fenomena ini. Dalam pengertiannya, RBT hanyalah media promosi yang harusnya gratis download, bukan malah berbayar. Baginya, pasar Indonesia itu aneh, cuman dikasih cuplikan lagu doang kok malah mau download plus bayar lewat pulsa. Tapi apa mau dikata, ikuti arus sajalah.

Lha kalau ujung-ujungnya mau jualan lewat RBT , kenapa harus maksa masuk  mayor label ? kita sendiri aja juga bisa kok ngurus tetek bengeknya langsung ke content provider. Kalo gak mau ribet ya tinggal di sub kan ke management yang punya akses kesana. Beres kan ?

Sejumlah band terbukti sukses jualan lagu lewat RBT meski gak masuk mayor label. Bahkan jumlah pendownloadnya bisa selevel dengan band-band jebolan mayor.  Syahdan, band tersebut malah akhirnya di kontrak provider tertentu untuk ngisi tiap acara off air yang diadakan perusahaan tersebut.   Keliling deh mereka ke Pensi-Pensi, dsb.  Sedap gak ?

Terus sekarang gimana ?

Mau sampai tua ngaju-ngajuin demo ke mayor label terus dengan hasil yang tidak pasti atau mau maju bergerak sendiri ?

Keputusan di tangan anda.

Jangan Berhenti Bergerak !

  • Di celotehkan oleh : MAYAPADMI