YANG TERSISA DARI GERILYA BAWAH TANAH (3)

Sambungan dari BAGIAN DUA

Di Celotehkan oleh : WIWID CORANK

Untuk pertama kalinya,"gerilya bawah tanah" diadakan di sebuah gudang kecil atau bengkel musik milik unit kegiatan mahasiswa kesenian universitas muhammadiyah jember dengan menggunakan dana patungan dari registrasi band yang akan tampil dan uang kas yang terkumpul.fasilitas sound system yang disuguhkan waktu itu boleh dikatakan belum memenuhi standard.bayangkan,sound system baru didapatkan beberapa jam sebelum event digelar.penyebabnya,orang studio musik yang dipercaya untuk menangani masalah ini menghilang entah kemana.pihak panitia dibuat kelabakan.untungnya 9 jam sebelum acara dimulai,ada rekomendasi dari seorang teman yang intens di showbiz panggung musik dangdut kelas amatir,sehingga masalah sound system dapat teratasi.band-band yang tampil pada event pertama ini yaitu : w.n.a ( crust punk ),brain deffect ( death metal ),criminal vagina ( porno grind ),reckless ( punk rock ),ex-pispot ( punk rock ),distortion of the fact ( metal hardcore ), no war ( punk rock ), revolution inside ( hardcore ),devastated ( crust punk ) dan lain-lain.terasa sekali semangat yang dimiliki oleh band yang tampil ataupun apresiasi massa yang datang untuk menonton.sampai gudang kecil yang dipakai tidak bisa menampung semua yang hadir di tempat ini.acarapun berlangsung cukup tertib dan selesai tepat pada waktunya.sebuah momentum yang tidak bisa dilupakan.sebuah awal yang akan melahirkan individu-individu berpotensi pada bidang masing-masing tanpa kehilangan semangat independensinya.dari event ini pula etos do-it-youself bukan hanya sekedar wacana.secara tidak disadari,sebuah virus telah mulai disebarkan oleh generasi muda yang haus akan perubahan.

pasca event "gerilya bawah tanah I",produktivitas mulai tampak.stuff-stuff mulai aktif dikerjakan,baik secara individu ataupun kolektif.dari yang hanya menyebarkan leaflet fotokopian sampai pembuatan album rekaman minimalis.zine-zine juga mulai berkembang sangat pesat saat itu.squad,untuk menyebutkan sebuah tempat untuk berkumpul disentralkan di sebuah rumah kost-kostan yang terletak di jl.mastrip no.11.sempat terjadi perbedaan pendapat di dalam komunitas,mengenai keterlibatan beberapa individu yang aktif bergerak dalam politik praktis sebagai bentuk aplikasi dari apa yang disebut "resistansi".namun hal ini tidak membuat underground rock di jember terpecah belah.malah menunjukkan bentuk kesolidan walaupun berdiri dengan beragam macam perbedaan.inilah yang membedakan underground rock dengan komunitas lainnya di jember.pembangunan ekonomi secara mandiri mulai digerakkan dengan menjual souvenir,zine,album rekaman ataupun merchandise dengan cara lapak di beberapa jalan raya yang berada di pusat kota.panggung-panggung musik underground rockpun mulai marak dengan mengangkat tema-tema sosial yang sedang hangat dengan penyikapan yang berbeda,seperti orde reformasi,isu rasial dan kebijakan ekonomi pemerintah.sebuah fenomena di dunia seni musik jember yang mungkin hanya komunitas underground rock yang melakukannya saat itu.

ditengah-tengah produktivitas yang sangat pesat,pada awal tahun 2000 beberapa individu di dalam komunitas total riot community mulai menggagaskan kembali event "gerilya bawah tanah" yang kedua.perundinganpun dilakukan dengan berpindah-pindah tempat seperti tradisi awal event ini dilahirkan.cukup lama persiapan yang dibuat,kurang lebih memakan waktu 3 bulan.mungkin dalam event inilah semangat individu-individu dalam komunitas terlihat berapi-api.lebih dari 40 individu terlibat langsung dan bekerja cukup baik dengan job descriptionnya masing-masing.padahal sebagian besar dari mereka belum pernah terlibat dalam pengorganisiran sebuah event.secara tidak langsung event "gerilya bawah tanah" kedua ini memberikan semacam edukasi dengan kesadaran murni tanpa adanya paksaan.untuk pengurusan perizinan tempat,total riot community menggandeng ukm kampus yang ada di universitas negeri jember yakni bahana justisia dari fakultas hukum.
dari penggalangan dana,uang kas dan registrasi band yang akan tampil,ternyata mendulang rupiah yang sangat besar.sehingga sangat memungkinkan sekali membuat sebuah event yang spektakuler.dari mengundang band-band luar kota yang sudah familiar dikalangan underground rock,seperti:"the babies" (malang punk rock),"perish" (malang black metal),"sid groove" ( sidoarjo cross over ),sampai penggunaan sound system berkapasitas ribuan watt.malah rencananya waktu itu mau mendatangkan tiga band jogya yaitu:"technoshit" ( elektronik punk ),"black boot" ( punk rock ) dan "sukar maju" ( dangdut punk ) yang saat itu cukup populer di komunitas musik underground indonesia.tapi sayang mereka berhalangan untuk hadir karena aktifitas mereka yang cukup padat.massa penonton yang datang mungkin terbesar dalam sejarah panggung musik underground rock di jember.dari tiket sebanyak 500 lembar habis terjual,belum termasuk penonton yang masuk tanpa tiket.sebuah pembuktian dan pengalaman berharga yang bisa dijadikan proses pembelajaran untuk langkah berikutnya bahwa keseriusan dan bekerja secara profesional,bagaimanapun bentuknya akan membuahkan hasil yang maksimal,walaupun underground rock adalah kaum minoritas diantara masyarakat jember.

track "fake plastic tress"....................

tahun 2002 adalah masa dimana underground rock mengalami titik jenuh,berjalan stagnan tanpa ada progres yang nyata.beberapa individu dihadapkan pada realitas hidup.mereka yang umumnya kaum pendatang di kota jember,satu persatu hengkang meninggalkan komunitas yang sudah dibangun dengan susah payah ini.squad yang ada di jl.mastrip no.11pun ditutup.sebagian lagi masuk ke dalam proses alamiah dari drama kehidupan manusia,menikah,bekerja dan beberapa mengadu nasib di perantauan.infrastruktur yang dulunya solid pecah menjadi kepingan elemen organ-organ kecil.kerasnya realitas hidup mau tidak mau memaksa kami untuk ambil bagian dalam sistem yang sebenarnya kami benci.dilematis,bahkan kadang membuat kami terpuruk,membujur kaku dalam kantung-kantung plastik produk instant yang kita beli di supermarket.perlahan-lahan suara perlawanan yang dulu lantang kami teriakan di atas panggung ataupun saat demonstrasi,kini hanya terdengar seperti jargon-jargon iklan masyarakat di televisi.sekarang kami sudah menjadi bagian dari mereka.bekerja,bekerja dan bekerja...beli,beli dan beli...dan tanpa terasa kita sudah bisa menikmatinya.............

BERSAMBUNG