"KONSER IRON MAIDEN THE WORLD FRONTIER 2011" INDONESIA

Oleh-oleh dari WIWID CORANX


Setelah penantian yang cukup panjang, Kamis, 17 Februari 2011, dewa metal dunia yang telah menjadi panutan para metalhead akhirnya datang juga di bumi nusantara. Seluruh lapisan masyarakat dari berbagai strata datang memadati pantai Carnival Ancol, Jakarta, tempat diselenggarakannya perhelatan akbar yang telah dinanti oleh para pecinta musik metal indonesia berpuluh-puluh tahun lamanya. Tak luput seluruh media cetak,elektronik maupun online khusus menurunkan para crewnya untuk meliput hajatan yang memang telah lama ditunggu.


Sebelum pintu dibuka pada jam 6 sore, sekitar lebih dari 20 ribuan orang bersiap menyerbu masuk dengan atribut hitam-hitam : uniform garang yang hampir wajib pakai di tiap event semacam ini.


Pada 8 teng, stage dibuka oleh band RISE TO REMAIN yang kabarnya dimotori oleh anak dari Bruce Dickinson ( Vocalis Iron Maiden) . Dengan mengusung genre metalcore, band ini nampak bermain rapi sekaligus good performance meskipun belum memiliki karakter.  Lima lagu yang digeber, cukup memanaskan atmosfer awal walau penonton masih merasa asing.


Sejumlah crew dan teknisi IRON MAIDEN langsung naik ke atas panggung saat Rise To Remain usai. Cukup lama mereka melakukan setting, namun pada pukul 9 lewat sekian menit, tirai hitam yang semula tertutup, perlahan-lahan di tarik naik. Sebuah spektakulari panggung dan lighting mengiringi intro musik nan bernuansa gelap, seakan memanggil jiwa-jiwa metalhead yang hadir untuk menyiapkan energinya menyambut kemunculan aksi band yang memiliki tiga gitaris sadis ini.


" The Final Frotier " langsung dibanting di sessi awal. Lagu dari album terbaru ini disambut dengan histeria massa yang luar biasa. Bruce Dickinson, vocalis yang pekerjaan sehari-harinya adalah seorang pilot,  masih enegic berlari-lari di usianya yang ke 50-an. Memang tidak segesit dulu lagi. Bruce kadang nampak kelelahan dan sesekali vokalnya tenggelam di libas gelegar instrument .  Sungguhpun demikian, apa yang diberikan malam itu, nyaris melampaui batas usianya. Total !


Bukan hanya itu soliditas musikal yang dibangun oleh Steve Harris (bass), Dave Murray (gitar), Janick Gers (gitar), Adrian Smith (gitar), dan Nicko Mc Brain (drums) masih mampu menggugur jantung. Lengkingan gitar susul menyusul selalu menjadi ciri khas tiap komposisi lagu terbaru yang dibawakan malam itu. Tak lupa, hits-hits macam " 2 Minute to Midnight, The Troopers, Fear of The Dark, Hallowed by The Name, The Number of the Beast dan Running Free   " mampu menghipnotis penonton untuk melakukan semacam koor raksasa.  Malam itu, band legendaris asal Inggris yang berkali-kali memenangkan sejumlah penghargaan itu benar-benar memenuhi janjinya untuk tampil maut.


Dua jam nonstop Pantai Carnival Ancol dikurung badai 17 komposisi heavy metal. Bagi para maniak Iron Maiden, jumlah waktu ini tentu saja sulit mengejakulasikan kerinduan mereka selama puluhan tahun. Sejumlah penonton fanatik yang memiliki dana lebih, bahkan berniat langsung menuju ke Bali untuk kembali memuaskan hasratnya di tanggal 20 Februari. Di lain nasib, bagi penggemar yang berdana pas-pasan, cukup tak bergeming dari  tempatnya berdiri saat itu : menikmati penampilan dan aksi para crew dan teknisi memberesi perlengkapan band pujaannya tersebut hingga tuntas-tas !