FILM BATAS : PROSES MELIHAT PUNGGUNG SENDIRI

Inti cerita film Batas adalah tentang masalah akses. Akses menghambat begitu banyak hal, salah satunya masalah pendidikan.

Dalam film ini ada potret anak yang di simbolkan punya harapan dan cita-cita yang tinggi. Sayangnya, dia tidak punya fasilitas untuk bisa belajar dengan benar. Ada juga figur guru pahlawan, dimana guru itu mengajar 2-3 kelas sendiri, juga merangkap sebagai kepala sekolah, dan juru kunci, termasuk bersih-bersih sekolah juga dia lakukan sendiri.

Film Batas berkisah tentang seorang perempuan bernama Jaleswari (Marcela Zalianty) yang datang ke sebuah daerah terasing dan berusaha membawa semangat perubahan di tempat tersebut. Pada akhirnya tidak hanya dia yang memberi, Jaleswari juga mendapatkan banyak hal disana, diantaranya tentang  kebudayaan, kemanusiaan, bahkan hal lain yang diluar batas kemampuannya sendiri.

Bahasa Dayak mendominasi sekitar 40 hingga 50% pada film ini, artinya film ini termasuk salah satu film nasional yang banyak sekali mengadopsi elemen-elemen bahasa dan unsur kultur lokal. Lihatlah beberapa ekspresi yang ditampilkan dalam tarian adat, kebiasaan anak-anak berburu babi, dan bagaimana fungsi sungai bagi masyarakat Dayak.

Bagi masyarakat Dayak, sungai merupakan energi yang sangat luar biasa. Filosofi ini digambarkan lewat kejadian ketika Jaleswari mandi di sungai. Seakan terjadi proses peleburan dirinya dengan alam. Proses untuk bisa menerima keadaan disana dengan tulus, memahami bagaimana mereka berpikir, dan apa sebenarnya yang mereka butuhkan.
 
Sebagai sebuah potret, team produksi film Batas berusaha membuat pendekatan maksimal, diantaranya dengan cara mendatangkan seorang Dayak ke Jakarta sebagai salah satu instruktur keaktoran. Pemain dituntut menghafal kata-kata yang tidak biasa didengar dalam bahasa sehari-hari. Belajar bagaimana cara orang Dayak berprilaku, berlogat dan bergesture.

Ini memanglah bukan film documenter. Sebagai actor sekaligus Produser, Marcela mengakui bahwa tak mungkin menampilkan apa yang dipotretnya secara utuh karena berbagai keterbatasan yang ada. Untuk itu, dirinya sekaligus membuat versi lain dalam bentuk video documenter.

Pada sebuah wawancara TV, penulis novel film Batas Akmal Naseri Basral mengatakan :
“Film ini berusaha menguatkan kembali pengetahuan kita tentang sisi ke-Indonesiaan yang lain sebab ibarat tubuh, kita sering tak bisa melihat punggung belakang kita sendiri“

By : Brigitta Insa

SITUS FILM BATAS :