PERTUNJUKAN MUSIK = PERTUNJUKAN SASTRA ?

Kalau tidak salah Jamal D. Rahman, penyair/sastrawan membagi beberapa kategori penikmat sastra menjadi tiga jenis yaitu yang pertama: para intelektual terpelajar yang menyukai jenis karya "sastra berat" sebagai bacaannya, kedua adalah professional terpelajar yang cenderung ke sastra pop/sastra ringan sebagai santapannya, sedangkan kaum tak terpelajar lebih menyukai sastra lisan dengan mendengarkan radio, menonton televisi, melihat pertunjukan-pertunjukan seperti wayang, ludruk, kethoprak dll. Nah menikmati musik kalau dicocokkan dengan teori tersebut tentu masuk sebagai sastra lisan. Jadi musik kayaknya nyastra juga, tapi nyastra yang bagaimana, itu yang lebih penting. Dan kayaknya memang menikmati musik adalah sastra lisan yang memberikan keriangan dipermukaan, bukankah dengan geberan instrumen-instrumen yang menggedor-gedor gendang telinga dan detak jantung membuat kita kurang bisa merenung lebih dalam tapi membuat kita girang dan riang jadi lupa mencari makna hidup sebagaimana dalam "sastra berat", tapi


bukankah hidup itu bukankah tidak harus yang berat-berat dan seringkali kita


perlu keluar dari atmosfir seperti itu untuk mereguk kebahagiaan, meskipun


itu di permukaan.


Salam,


Zawawi


http://dunia-awie.blogspot.com


dunia.awie@gmail.com


DOK - On Fri, 6/13/08, Zawawi<zawawi@swadayagraha.com> wrote:


From: Zawawi <zawawi@swadayagraha.com>Subject: Pertunjukan Musik = Pertunjukan Sastra


To:
dionys_dhewanindra@yahoo.com Date: Friday, June 13, 2008, 9:05 AM