PSKP: Teroris Ingin Perkeruh Perjanjian Perdamaian GAM

facebook : http://www.facebook.com/elexyoben


Selamat datang di situs blog milik musisi rock THE ELEXYOBEN . Terimakasih karena telah sudi berkunjung ke blog resmi komunitas “Padepokan Gerilya “.

Di ruang ini kami membeberkan sejumlah hal terkait sejumlah proyek yang telah ataupun yang sedang kami garap . Maka, dengan segala kesederhanaan yang kami miliki, mudah-mudahan blog ini mampu memberi gambaran untuk kemudian membuka sejumlah jembatan kerjasama dengan berbagai pihak : baik itu sesama musisi, media massa, pemerhati dan pengamat musik, management artis, mayor maupun indie label, bahkan mungkin blogger dan para pe-nyasar situs . Semoga blog ini berguna untuk saling berbagi demi menuju kehidupan yang lebih baik.

Salam Kreatif ! Jangan berhenti bergerak !

CONTENT THE EYB




KOLEKSI




----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PSKP: Teroris Ingin Perkeruh Perjanjian Perdamaian GAM


http://id.news.yahoo.com/antr/20100313/tpl-pskp-teroris-ingin-perkeruh-perjanji-cc08abe.html

Antara - Sabtu, 13 Maret


Yogyakarta (ANTARA) - Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai jaringan teroris sengaja ingin kembali memperkeruh perjanjian perdamaian antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan melakukan latihan militer di Aceh.

"Latihan militer yang dilakukan kelompok teroris di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) lebih sebagai upaya memperkeruh kembali hubungan pemerintah dengan GAM," kata Kepala PSKP UGM Muhadi Sugiyono di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, meskipun telah ada kesepakatan damai Helsinki, namun hal tersebut belum bisa dikatakan perdamaian dalam arti yang sesungguhnya di kalangan GAM sendiri dan pemerintah.

"Dua kubu ini masih saja tetap saling `mengintip`, dan perdamaian dalam arti positif belum benar-benar tercapai, sehingga dapat dimanfaatkan teroris," katanya.

Ia mengatakan dengan latar belakang kondisi seperti itu, maka jaringan teroris sengaja ingin memperkeruh kembali perjanjian perdamaian tersebut.

"Jika pemerintah terjebak dan menuding NAD sebagai sarang teroris, akan ada respon dari rakyat Aceh yang kurang baik terhadap pemerintah. Ini yang harus dihindari," katanya.

Muhadi mengatakan untuk mencegah berkembangnya sel-sel terorisme, tidak cukup hanya dengan tindakan yuridis, tetapi harus pula meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.

"Seseorang masuk dalam sel terorisme karena faktor ekonomi maupun idealisme yang tidak tersalurkan, sehingga secara kritis perlu ada peninjauan kembali kebijakan, agar seseorang tidak masuk dalam sel teroris," katanya.