Staf Ahli Presiden bidang Bencana, Andi Arief dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (15/5) mengatakan "Jakarta menyimpan potensi, berpusat di Selat Sunda. Dahulu ada pelepasan energi yang sangat besar di sana, sehingga diprediksi akan ada gempa 8,7 skala richter di Jakarta. Saat ini kita sedang buat modellingnya,"
Menurut Andi Arief, gempa pernah terjadi sejak zaman purba. Yang kini terjadi seperti gempa dan tsunami di Aceh, hanya pengulangan gempa purba itu. Bencana itu siklus, pasti mengulang seperti hukum kekekalan energi," kata Andi Arief. "Gedung yang tidak standar, distandarkan. Jangan lupa fasilitas internet. Kalau tidak diantisipasi bisa saja seperti Taiwan 2006, 20 hari tanpa internet. Bayangkan kita tanpa internet, kita seperti zaman purba," ujar Andi.
Andi Arief mengatakan, Jawa, Kalimantan, dan Sumatera bersatu pada zaman es. Namun diduga ada sebuah peristiwa alam yang akhirnya memisahkan daratan ini menjadi dua pulau yang terpisah.
"Zaman es, Jawa, Kalimantan, Sumatera bersatu. Tapi pada 1416, ada ledakan keras yang memisahkan Jawa dan Sumatra. Itu yang masih kita selidiki apa penyebabnya," tukas mantan aktivis ini.
Pemerintah kini memprioritaskan program mitigasi bencana di Jakarta. Termasuk juga menjaga agar infrastuktur komunikasi tidak lumpuh, jika bencana besar terjadi di Jakarta.
Di lain pihakl, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo enggan mengomentari pernyataan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana tersebut. "Saya tidak mau menyebarkan kekhawatiran kepada masyarakat," ujarnya di sela perayaan Waisak di Buddhist Center Ekayana, Duri Kepa, Jakarta Barat, Selasa, 17 Mei 2011.
Dalam posisi netral, peneliti gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, mengatakan, "Potensi itu memang ada. Kekuatannya bisa seperti yang dikatakan, 8,7 skala Richter. Tetapi masih perlu dikaji, apakah bisa kurang dari itu atau bahkan lebih." Menurut rekaman selama ini, Danny mengatakan, gempa berkekuatan kecil sebenarnya sering terjadi di wilayah Selat Sunda, tetapi tidak dengan gempa berkekuatan besar. Ia tak menampik kemungkinan bahwa gempa besar bisa terjadi akibat aktivitas seismik di wilayah ini meski waktunya tidak bisa diperkirakan.
Sejauh ini catatan gempa besar di Jakarta masih minim. "Ada catatan dalam buku Hanna (Willard A Hanna-Hikayat Jakarta) bahwa gempa besar pernah terjadi tahun 1699 yang mengakibatkan kerusakan parah. Namun, belum diketahui apakah gempa itu bersumber dari wilayah Selat Sunda," kata Danny.