" Kami sebenarnya cuma iseng saja ikut acara itu " ujar sang maskot, Gugun sembari merendah dalam sebuah acara TV berita pagi.
Ada ratusan band yang antusias untuk mendapatkan tiket melakukan pertunjukan di Hyde Park London, sebuah sentral musik yang cukup bergengsi dan kelas dunia di Inggris. Sejumlah band legendaris yang jadi panutan musisi tiap ujung bumi seperti Rolling Stone, Pink Floyd, Eric Clapton dsb, belum merasa uhuy jka belum bermain di lokasi ini. Selain Gugun Shelter, sejumlah band Indonesia lain turut berbondong-bondong berusaha masuk sebagai kontestan di event tersebut.
Bagi Gugun dkk, ternyata hal yang menarik mereka untuk menancapkan kukunya di Hyde Park bukan lantaran bisa satu panggung dengan sejumlah maestro musik lainnya, melainkan lebih pada nilai historikal tempat itu sebagai kiblat musik rock dunia.
Dalam amatan Donny Sakrie, pengamat musik Indonesia, geliatan Gugun Shelter di kancah internasional sebenarnya sudah cukup lama, cuma masalahnya mereka hampir bisa dikatakan tidak pernah di ekspos media. Media lebih memilih mengangkat musisi-musisi yang punya nilai pasar daripada musisi yang berprestasi. Pun musisi-musisi go internasional yang diangkat biasanya ya cuma itu-itu saja. Jadi wajar saja bila Gugun dkk mengatakan bahwa niat untuk ikut acara bergengsi tersebut berangkat dari iseng semata. Mereka sesungguhnya sudah sangat terbiasa dengan event-event semacam ini.
Menurut Jono, bassis Gugun yang memang asli London, ulah pokal mereka di dunia Internasional sebenarnya berangkat dari mencoba peruntungan ketika publik Indonesia kurang respek terhadap musik blues, funk maupun rock.
" Sebenarnya kami dari tahun 2004 sudah main di cafe-cafe, tapi yang nonton nggak rame. Kadang-kadang cuma 3-4 orang, malah sering juga cuma waitressnya aja. Habis itu kami coba buat album dan respon sama teman-teman bule yang biasa nongkrong di Kemang. Mereka suka dan menyarankan kami bermain ke luar negeri. Ya udah, setelah itu kami coba eksis di luar. Pertama-tama memang cukup sulit karena tidak ada yang tahu siapa kami. Nyebut nama Gugun aja Gugle ( Google-red) ": Ujar Jono santai
Meski sudah lintang melintang di berbagai negara, Gugun dkk tetap menyatakan kenikmatan tersendiri main di Indonesia. Menurut Gugun, ketika mereka main di barat, penontonnya sudah siap dari awal dan tidak terkejut lagi dengan apa yang dibawakan mereka diatas panggung. Mereka sudah sangat terbiasa dengan itu. Liriknya pun berbahasa Inggris.
" Memainkan musik blues di Indonesia membuat musisinya tertantang daya kreatifnya dalam mengolah pertunjukan.Penonton Indonesia rata-rata selalu membutuhkan warming up 1 atau 2 lagu dulu untuk memanaskan suasana. "